Jumat, 11 November 2011

Ilmu Sosial Dasar Dalam Bidang Antropologi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu  yang  memahami  sifat-sifat  semua  jenis manusia secara lebih banyak disebut dengan Antropologi. Sejak dahulu dibutuhkan oleh kaum misionaris  untuk  menyebarkan agama  nasrani.  Studi  antropologi di negara-negara yang maju dan berkembang sangat  diperlukan  bagi  pembuatan-pembuatan kebijakan dalam rangka pembangunan dan pengembangan masyarakat.
Antropologi sangat luas cakupannya, dan tidak ada seorang  ahli  antropologi  yang  mampu  menelaah  dan  menguasai  antropologi secara  sempurna.  Demikianlah  maka  antropologi  dipecah-pecah  menjadi beberapa bagian dan para ahli antropologi masing-masing mengkhususkan diri pada  spesialisasi  sesuai  dengan  minat  dan  kemampuannya  untuk  mendalami studi secara mendalam pada bagian-bagian tertentu dalam antropologi. Dengan demikian,  spesialisasi  studi  antropologi  menjadi  banyak,  sesuai  dengan perkembangan  ahli-ahli  antropologi  dalam  mengarahkan  studinya  untuk  lebihmamahami sifat-sifat dan hajat hidup manusia secara lebih banyak.

1.2 Batasan Masalah

Kesinambungan antara antropologi dengan ilmu sosial dasar, diukur pada kehidupan nyata pada suatu etnis

1.3 Tujuan

Agar pembaca dapat memahami secara detail mengenai  ilmu sosial dasar dalam bidang Antropologi .

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Antropologi

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.

2.2 Definisi Antropologi.

Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal  di daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya

2.2.1  Definisi Antropologi secara etimologis

Kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia  dan “logy” atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia.

2.2.2  Definisi Antropologi secara konseptual

1.       William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia
2.        David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak        terbatas tentang umat manusia.
3.        Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
4.        Ralfh L Beals dan Harry Hoijen
Antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa  yang dikerjakannya.

2.2.3 Definisi Antropologi secara operasional

            Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia seperti adat istiadat, kebudayaan nya, serta perilakunya.

2.3       Pengertian Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yg menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah2 yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori2 (fakta, konsep, teori) yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) .
ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

2.3.1    Tujuan Ilmu Sosial Dasar

            ISD membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian agar memperoleh wawasan yg lebih luas, khususnya berkenaan dgn sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Aturan Sosial dan Antropologi

Pada Bab sebelumnya telah dijelaskan pengertian dari antropologi dan ilmu sosial dasar, maka pada bab ini akan menjelaskan tentang korelasi ilmu soisal dasar dengan antropologi. Bila ditelaah secara langsung bahasan tentang antropologi ini sangat luas, untuk itu kita akan mencoba mengecilkan ruang lingkupnya dengan memilih definisi antropologi dari salah satu ahli seperti yang dijelaskan pada baba sebelumnya.
Menurut Kuncoro Ningrat, antropologi adalah “ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan”. Disini dapat kita asumsikan bahwa perbedaan manusia di setiap penjuru dan belahan dunia, dapat dilihat dari warna kulit, bentuk fisik, serta kebudayaan yang dihasilkan, dapat juga kita sebut sebagai Ras , banyak sekali jenis ras yang diketahui seperti ras mongoloid, ras kaukasoid, ras arya dll. Setiap ras memiliki bentuk fisik yang berbeda, dan tentunya kebudayaan berbeda pula, kebudayaan ini yang menjadi titik ukur bagaimana satu ras dengan ras lainnya saling bersosialisasi, tentunya ada perbedaan prilaku di antara setiap ras, yang tidak menutup kemungkinan bahwa prilaku yang dilakukan suatu ras adalah hal tabu bagi ras lainnya. Hal ini lah yang menyulut perbedaan dan menghasilkan perselisihan di antara ras-ras, untuk itu diperlukan upaya untuk menghindari konflik yang tidak diinginkan dibutuhkan prilaku sosial yang sesuai untuk dapat saling berkomunikasi tanpa menimbulkan konflik.
Mungkin anda masih ingat kejadian yang terjadi di afrika selatan manakala perbedaan ras antara ras kulit putih dan ras kulit hitam yang membedakan hak satu dan lainnya. Disini lah aturan sosial berperan dimana manusia satu dan yang lainnya memiliki hak yang sama, tidak ada perbedaan ras antara satu dan lainnya, hakikatnya prilaku yang dilakukan dibatasi dengan adanya aturan aturan sosial yang menjunjung tinggi derajat manusia di level yang sama pada setiap manusia tanpa mempedulikan manusia tersebut berasal dari ras mana, prilaku yang menyimpang akan ditindak lanjut karena hukum universal tentang hak asasi manusia dilindungi oleh semesta, yaitu masyarkat yang menjunjung tinggi hak asasi di seluruh dunia. Aturan sosial menjadi garis tepi sehingga manusia dapat hidup saling berdampingan tanpa memandang manusia melalui ras.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

            Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa sangatlah kuat pengaruhnya aturan sosial pada hubungan manusia dengan manusia lainnya, aturan sosial ialah garis tepi yang menjaga derajat manusia pada level yang sama secara global tanpa memandang rasnya.

DAFTAR PUSTAKA


Ilmu Sosial Dasar Dalam Bidang Sosiologi


BAB I PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Ilmu sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Dalam ilmu sosiologi, kita mempelajari sekelompok individu yang memiliki hubungan, kepentingan bersama, dan memiliki budaya yang disebut dengan masyarakat, dengan menelaah tentang prilaku sosial dengan kelompok yang dibangun.
Dalam hal ini ada kesinambungan antara ilmu sosial dasar dan sosiologi dimana dalam ilmu sosial dasar kita mempelajari cara berprilaku dalam lingkungan sosial dan pemecahan masalah dari gejala-gejala yang timbul di lingkungan tersebut. Kita dapat melihat dalam sebuah kelompok masyarakat, ada banyak prilaku sosial yang timbul, dan ada pula gejala yang ditimbulkan, bagaimana masyarakat tersebut mengambil sebuah tindakan dan memecahkan permasalahan dari prilaku sosial tersebut, dapat dilihat dari eksistensi kelompok tersebut di mata kelompok lainnya.
1.2 Perumusan Masalah
Pemecahan masalah dari gejala sosial yang ditimbulkan oleh prilaku kelompok itu sendiri, mempengaruhi eksistensi sebuah kelompok.

1.3 Batasan Masalah
Prilaku sosial dalam sebuah kelompok, menyebabkan gejala sosial tersendiri dalam kelompok tersebut, dan mempengaruhi eksistensinya di mata kelompok lain.
1.4 Tujuan
Mempelajari gejala yang timbul dari prilaku sebuah kelompok dan mempelajari cara berprilaku dalam sebuah kelompok, agar dapat memecahkan gejala yang timbul dari prilaku masyarakat tersebut.

BAB II DASAR TEORI

 

2.1 Pengertian Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.

2.1.1 Pokok Bahasan Sosiologi

Pokok bahasan sosiolgi ada empat:
  1. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
  1. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.
Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
  1. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.
Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
  1. Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

2.1.2 Kegunaan Sosiologi 

         Kegunaan Sosiologi dalam masyarakat,antara lain:

  • Untuk pembangunan
Sosiologi berguna untuk memberikan data-data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembangunan
  • Untuk penelitian
Tanpa penelitian dan penyelidikan sosiologis tidak akan diperoleh perencanaan sosial yang efektif atau pemecahan masalah-masalah sosial dengan baik

2.2 Pengertian Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yg menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah2 yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori2 (fakta, konsep, teori) yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) .
ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar. 
 

2.2.1 Tujuan Ilmu Sosial Dasar

ISD membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian agar memperoleh wawasan yg lebih luas, khususnya berkenaan dgn sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Sosial Dasar

Sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Dimana dalam sosiologi kita belajar untuk menelaah prilaku sebuah kelompok, berdasar sebuah pemikiran ilmiah serta kontrol dari masyrakat umum, atau kelompok yang lebih besar yang menaungi kelompok kecil lainnya. Sedangakan Ilmu Sosial dasar sendiri mempelajari cara berprilaku dalam sebuah lingkungan, dan bagaimana mengatasi permasalahan yang timbul dari gejala sosial dalam lingkungan tersbut.
Kita dapat mengasumsikan bahwa dalam sebuah lingkungan ada terdapat satu bahkan lebih kelompok, dimana setiap kelompok memiliki prilaku masing masing yang berberda, dapat diambil sebuah contoh, seperti masyarakat medan, dimana terdapat marga-marga yang bervariasi, bahkan dalam satu marga saja masih ada perbedaan kasta untuk marga-marga tertentu, yang memiliki peraturan adat yang tidak serupa, dan budaya yang berbeda pada setiap kasta, namun masih merupakan satumarga.
Pada hakikatnya sikap yang diambil baik peraturan ataupun budaya dalam sebuah kelompok, mempengaruhi eksistensi kelompok tersebut di mata kelompok lainnya yang sifatnya lebih dominan. Seperti yang terjadi di indonesia pada saat ini kita masih mengenah istilah darah biru di beberapa lingkungan, yang berarti keturunan bangsawan. Adapula perbedaan prilaku antara darah biru dan “bukan darah biru” masih sampai saat ini menjunjung tinggi attitude kesopanan yang sangat tinggi di lingkungan mereka, namun negatifnya dalam lingkungan tersebut masih ada perbedaan taraf sosial, dalam memperlakukan orang diluar kelompoknya dengan kurang adil, seperti masih adanya istilah kacung atau budak, yang memang dilarang diperlakukan sama dengan kelompok lainnya, dan itu adalah sebuah istiadat yang turun-temurun yang masih dijaga oleh kelompok tersebut.
Saat ini banyak kelompok-kelompok baru yang muncul tidak mengatasnamakan ras, suku, atau budaya, tetapi lahir dari sebuah perkembangan zaman yang semakin maju, yang disebut dengan kelompok modern yang biasa disebut dengan masyarakat hedonic. Dalam lingkungan hedonic, prilaku kelompok sangat bevariasi, bahkan ada dalam kelompok tersebut membuat sebuah sub-sub kelompok lain yang dibuat berdasar visi atau pandangan yang sama dalam beberapa bidang seperti hobby atau kegemaran, pekerjaan, tokoh, dll.
Berbagai gejala yang timbul dari kelompok-kelompok tersebut tidak semuanya berpengaruh positif, diantaranya ada yang berpengaruh negatif, untuk itu masih harus ada garis tepi yang membatasi, misalkan dalam sebuah kelompok selalu disusun sebuah struktur organisasi yang jelas, bukan untuk membedakan kedudukan seseorang dalam sebuah kelompok, tetapi untuk menyeimbangkan eksistensi kelompok tersebut di mata kelompok lainnya, dominasi sebuah kelompok sangat penting untuk menjaga kelangsungan kelompok agar kelompok tersebut tetap ada.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

   Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pentingnya sebuah struktur organisasi dalam sebuah kelompok agar dapat menyeimbangkan setiap hak dan kewajiban dari anggota kelompok yang bersangkutan, agar tetap menjaga eksistensi kelompok tersebut di mata kelompok lainnya, harus disandingi dengan manejerial yang baik dari kelompok tersebut.

DAFTAR PUSTAKA



Ilmu Sosial Dasar Dalam Bidang Psikologi


BAB I PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Pada hakikatnya sifat karakteristik seseorang umumnya dapat berbeda-beda, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi kejiwaan individu itu sendiri, seperti contohnya lingkungan. Lingkungan tempat individu berasal sangat mempengaruhi pembangunan karakter seseorang dan juga kejiwaan tentunya.
Untuk membangun suatu psikologi yang baik dibutuhkan sebuah aturan sosial, atau dengan kata lain ilmu sosial dasar sangatlah mempunyai peran dalam pembangunan karakter dari masing-masing individu.
    1. Perumusan Masalah

Pembentukan karakter manusia atau kejiwaannya dipengaruhi oleh aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya.


    1. Batasan Masalah

Garis tepi pada makalah kali ini membahas psikologi atau kejiwaan seseorang yang dibentuk berdasarkan aturan sosial.
    1. Tujuan

Mengetahui beberapa hubungan yang saling mempengaruhi antara ilmu sosial dasar terhadap bidang psikologi, yang mana memiliki pengaruh yang sangat kuat diantara keduanya.


BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Psikologi

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi sendiri sebenarnya telah dikenal sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup ( levens beginsel).


2.1.1 Fungsi Psikologi Sebagai Ilmu

Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
  • Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
  • Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
  • Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.

2.2 Pengertian Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yg menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah2 yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori2 (fakta, konsep, teori) yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) .
ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

2.2.1 Tujuan Ilmu Sosial Dasar

ISD membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian agar memperoleh wawasan yg lebih luas, khususnya berkenaan dgn sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Hubungan Psikologi Manusia Dengan Aturan Sosial

Psikologi juga dapat dikatakan sebagai cara dimana untuk kita mengetahui tentang kejiwaan suatu dari karakter manusia yang sifatnya berbeda-beda dan memudahkan kita dalam mengenal sifat karakteristik dari masing-masing individu.
   Pada hakikatnya sifat karakteristik seseorang umumnya dapat berbeda-beda, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi kejiwaan individu itu sendiri, seperti contohnya lingkungan. Lingkungan tempat individu berasal sangat mempengaruhi pembangunan karakter seseorang dan juga kejiwaan tentunya.Individu yang tinggal di Lingkungan yang Keras, atau antara lain dikatakan lingkungan sekitar Rel kereta, Perkampungan Kumuh dll cenderung akan membangun suatu karakter yang bisa dikatakan ekstrim atau lebih tepatnya over.Begitu juga sebaliknya, individu yang tinggal di lingkungan yang jauh dari hiruk pikuk cenderung akan membangun karakter yang madani atau bisa dikatakan jauh dari kesan ekstrim.
Untuk membangun suatu psikologi yang baik dibutuhkan sebuah aturan sosial, atau dengan kata lain ilmu sosial dasar sangatlah mempunyai peran dalam pembangunan karakter dari masing-masing individu, seperti contoh : aturan dalam bersikap dapat membangun psikologi yang taat akan tata krama.
Sifat-sifat yang taat akan peraturan, patuh akan norma-norma yang ada, umumnya dapat dibentuk dalam kejiwaan itu sendiri melalui proses sosialisasi yang baik dan umumnya didukung oleh lingkungan yang baik pula. Dengan membiasakan untuk bersikap teratur, patuh, dan taat akan membangun sebuah karakteristik tauladan atau dapat dikatakan psikologi yang sempurna karena telah mengerti segala tata cara bagaimana kita berprilaku yang baik dan mengikuti kaidah-kaidah yang ada. Sekali lagi, peran sebuah ilmu sosial dasar sangatlah penting demi membentuk karakteristik kejiwaan seseorang dalam mencapai proses kedewasaan individu itu sendiri.
Manusia pada umumnya selalu mengalami perubahan, dan tentunya pada karakteristik itu sendiri.Perubahan ke arah yang lebih baik tentunya sangatlah mempunyai peran dan arti yang sangat besar bagi setiap masing-masing individu. Lingkungan yang buruk pada umumnya dapat membentuk sebuah karakteristik yang jauh dari dikatakan sempurna, dan oleh sebab itu lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor terbentuk suatu karakteristik seseorang. Pembentukan karakter yang baik akan berpengaruh terhadap kehidupan masing-masing individu yang pada umumnya akan berlangsung harmonis, bahagia, dan tentunya akan sangat berarti banyak bagi orang lain di sekitarnya.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

   Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa sangatlah kuat pengaruhnya ilmu sosial dasar terhadap bidang psikologi, tentunya pembangunan karakter seseorang. Satu dengan lainnya memiliki hubungan yang erat dalam pembangunan karakter masing-masing individu sendiri.  Dapat dikatakan  ilmu sosial dasar berpengaruh besar dalam kejiwaan tiap tiap individu dalam pembangunan masing-masing karakter.






































DAFTAR PUSTAKA



Perbedaan Sistem Berorientasi Objek & Sistem Terstruktur


BAB I PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Pada Makalah sebelumnya kita telah membahas apa yang dimaksud dengan sistem berorientasi objek dan sistem terstruktur, kedua metodelogi ini digunakan dalam rekayasa perangkat lunak. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, baik sistem terstruktur maupun sistem orientasi objek keduanya masih sering digunakan sampai sekarang.
Kedua metodelogi tersebut memiliki cara pemodelan yang berbeda, pemodelan tersebut memudahkan pengguna untuk merancang sebuah sistem informasi agar tidak terjadi kesalahan saat mengimplementasikannya. Pada makalah kali ini penulis akan menjelaskan perbedaan antara sistem berorientasi objek dengan sistem terstruktur.


    1. Perumusan Masalah

Pemodelan sistem dalam sistem berorientasi objek dan sistem terstruktur memiliki bentuk pemodelan yang berbeda, tetapi keduanya mempunyai fungsi dan tujuan yang sama.


    1. Batasan Masalah

Perbedaan sistem berorientasi objek dengan sistem terstruktur, dipandang dari segi pemodelan, alur kerja dan hasil akhir.


    1. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami lebih jelas tentang perbedaan antara Sistem Orientasi Objek dan Sistem Terstruktur. Setelah kita dapat memahami perbedaan metodelogi tersebut kita dapat lebih mengerti dan tahu metedologi yang mana yang harus digunakan dalam rekayasa perangkat lunak di sesuaikan dengan kondisinya

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Sistem Berorientasi Objek

Objek adalah kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas dan mempunyai nilai tertentu yang membedakan entitas tersebut. Pengertian berorientasi objek berarti pengorganisasian perangkat lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur, data, dan perilaku. Sistem berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.
Suatu program disebut dengan pemrograman berbasis obyek (OOP) karena terdapat karakteristik yang dimiliki sebuah objek yaitu:
  • Encapsulation (pembungkusan)
Encapsulation adalah mekanisme pemrograman yang membungkus kode dan data yang dimanipulasi dan menjaganya supaya terhindar dari interferensi dan penggunaan yang tidak perlu. Salah satu caranya dengan membentuk objek.
  • Inheritance(pewarisan)
    Inheritance memungkinkan programer meletakkan member yang sama dalam satu class dan class-class lain dapat mewarisi member tersebut. Class yang mengandung member yang sama dari beberapa class lain dinamakan superclass atau parent class. Class yang mewarisi dinamakan subclass atau child class. Inheritance menghasilkan class hierarchy.
  • Polymorphism (polimorfisme –perbedaan bentuk)
Polymorphisme artinya mempunyai banyak bentuk. Dua objek atau lebih dikatakan sebagai polymorphic, bila objek-objek itu mempunyai antar muka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku yang berbeda.


2.2 Pengertian Sistem Terstruktur

Pendekatan terstruktur memerlukan prosedur dan pendataan yang baku dan jelas atau paling tidak memerlukan metodologi yang akan dipakai dalam mengembangkan sistem informasi. Struktur dapat menentukan perintah (order) serta dapat meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap sistem yang rumit. Oleh karena itu struktur merupakan inti utama pada disain sistem informasi.
Duran dan McCready menyatakan bahwa keuntungan utama dari pendekatan terstruktur adalah produktifitas tinggi, sistem kualitas yang lebih baik (bebas dari kesalahan), perawatan sistem penyelesaian yang lebih mudah, serta kemampuan yang lebih besar untu.k menarik dan mempertahankan kualitas manusia.
Dalam pemrograman yang terstruktur, pendekatan pembuatan program adalah dengan menganut konsep “top-down”. pada konsep ini, program dimulai dengan gambaran global, yang dinyatakan dengan nama-prosedur (sub-rutin) dan bukan isi detailnya. Selanjutnya prosedur sendiri bisa dipecah-pecah lagi menjadi prosedur yang lain. Konsep ini sangat memudahkan dalam pemodifian program. Bahasa pemrograman terstruktur adalah bahasa pemrograman yang mendukung pembuatan program sebagai kumpulan prosedur. Prosedur-prosedur ini dapat saling memanggil dan dipanggil dari manapun dalam program dan dapat menggunakan parameter yang berbeda-beda untuk setiap pemanggilan.Berikut bentuk yang digunakan dalam sistem terstruktur.


  • Sequential Structure
    Struktur Berurutan adalah struktur program yang paling sederhana. Setiap baris program akan dikerjakan secara urut dari atas ke bawah maka hanya ada satu cara memulainya yaitu dari bagian atas, dan cara untuk keluarnya yaitu dari bagian bawah.
  • Loop Structure
Struktur perulangan akan melakukan proses berulang ulang selama selama Kondisi bernilai True atau selama kondisi perulangan terpenuhi. Dan Kondisi akan berhenti jika hanya keadaan berubah menjadi false atau kondisi perulangan tidak terpenuhi. Struktur pengulangan terdiri dari : FOR .. DO, While .. Do, REPEAT .. UNTIL


BAB III PEMBAHASAN



3.1 Kelebihan Sistem Berorientasi Objek

  • Maintenance; program lebih mudah dibaca dan dipahami, dan pemrograman berorientasi obyek mengontrol kerumitan program hanya dengan mengijinkan rincian yang dibutuhkan untuk programmer.
  • Pengubahan program (berupa penambahan atau penghapusan fitur tertentu); perubahan yang dilakukan antara lain menyangkut penambahan dan penghapusan dalam suatu database program misalnya.
  • Dapat digunakannya obyek-obyek sesering yang diinginkan, kita dapat menyimpan obyek-obyek yang yang dirancang dengan baik ke dalam sebuah tolkit rutin yang bermanfaat yang dapat disisipkan kedalam kode yang baru dengan sedikit perubahan atau tanpa perubahan pada kode tersebut.

3.2 Kelebihan Sistem Struktural

  • Cocok untuk program sederhana, yang mengadalkan kecepatan dalam proses
  • Sistem terstruktur tidak membutuhkan waktu lama dalam pengerjaan, karena analisis kebutuhan langsung diimplementasikan ke dalam bentuk program.
  • Pembuatan sistem tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena sistem terstruktur tidak membutuhkan sumber daya yang lebih.


3.1 Perbedaan Sistem Berorientasi Objek Dan Sistem Terstruktur

Perbedaan sistem orientasi objek dan sistem terstruktur, dilihat secara universal dari cara kerjanya:
  • Sistem Terstuktur bersifat struktural, di mana struktur data dan perilaku terpisah. Artinya, untuk mengelolanya dibutuhkan prosedur dan data yang disusun terpisah.
  • Sistem orientasi objek bersifat modular, di mana sebuah konsep dipandang sebagai objek. Sistem ini mengorganisasi konsep/ masalah sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur data dan perilakunya.


Bisa dikatakan pada pemrograman berorientasi objek, dapat dilakukan untuk line lebih dari 100 atau bisa dikatakan rumit, maka digunakan pemrograman berorientasi objek. pemrograman berorientasi objek terdiri dari pengkelompokan kode dengan data yang mana setiap objek berfungsi secara independen sehingga untuk setiap perubahan kode tidak tergantung pada kode yang lainnya, atau lebih dikenal dengan modular. Terdapat juga perbedaan secara spesifik antara Pemrograman Berorientasi Objek dengan Pemrograman Terstruktur, yaitu pada kelas dan objek. Pada Pemrograman Terstruktur tidak terdapat kelas dan objek.
Berdasarkan penjelasan diatas, sangat jelas sekali bahwa pemrograman tersktruktur unggul dalam melakukan pemrograman sederhana karena lebih efisien dan lebih murah dalam hal perawatannya tetapi permodelan ini lebih susah untuk dipahami oleh orang – orang selain pembuat program itu sendiri (contohnya ketika dlakukan tracing program).

BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan

Dengan menggunakan sistem berorientasi objek maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut dilihat dengan mengasumsikan objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sedangkan untuk pemrograman terstruktur, menggunakan prosedur/tata cara yang teratur untuk mengoperasikan data struktur.
Jadi, sangat jelas sekali bahwa sistem berorientasi objek sangat cocok sekali digunakan dalam kasus pembuatan software yang rumit dan kompleks karena memberikan berbagai kemudahan seperti yang telah disebutkan diatas. Sedangkan untuk membangun sebuah aplikasi sederhana yang dibutuhkan dengan waktu sangat cepat maka sistem terstruktur dapat menjadi pilihan.




































DAFTAR PUSTAKA



Sistem Terstruktur


BAB I PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Permasalahan yang terdapat baik pada pendekatan klasik dengan kecenderungan barn tentang tahap-tahap perkembangan sistem informasi, merupakan bukti diperlukannya suatu pendekatan lain. Metode lain itu adalah "pendekatan terstruktur" yang muncul pada permulaan tahun 1970.Pada masa sekarang pendekatan tersebut juga disebut sebagai "pendekatan operasional". Seperti pada pendekatan engineering yang dipakai dalam pemecahan masalah, pendekatan terstruktur memerlukan prosedur dan pendataan yang baku dan jelas atau paling tidak memerlukan metodologi yang akan dipakai dalam mengembangkan sistem informasi. Struktur dapat menentukan perintah (order) serta dapat meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap sistem yang rumit. Oleh karena itu struktur merupakan inti utama pada disain sistem informasi. "Struktur " dapat dihubungkan dengan cara dan bentuk penyusunan sesuatu. Struktur juga dapat dikatakan sebagai sistem.yang sesungguhnya dibentuk. Penjelasan struktur dipusatkan pada penjelasan tentang hubungan antar berbagai bagian yang dikuasai oleh karakter umum atau fungsi keseluruhan. Penyusunan struktur merupakan suatu proses pengenalan (identifying), analisis, dan alternanrif kategori disain.


    1. Perumusan Masalah

Memahami cara pemrosesan suatu masalah secara sequential/ terstruktur untuk menghasilkan sebuah informasi dengan media pemodelan menggunakan ERD dan DFD.


    1. Batasan Masalah

Sistem terstruktur menggunakan pemodelan ERD dan DFD dalam penyelesaian suatu permasalahan.


    1. Tujuan

Agar pembaca dapat memahami secara detail mengenai Sistem Terstruktur dengan ERD (Entity Relationship Diagram) dan DFD (Data flow Diagram), serta dapat dijadikan landasan dalam merancang sebuah model Sistem Terstuktur pemrograman.


BAB II DASAR TEORI

Kebutuhan tentang metodologi dalam perkembangan sistem infomasi juga dikemukakan oleh Brookes dkk. Mereka menyatakan bahwa "Meskipun tahap-tahap perkembangan sistem merupakan kerangka kerja yang berguna untuk mempertimbangkan keseluruhan proses analisis dan disain sistem, mereka yang bertanggung jawab melaksanakan tugas tersebut memerlukan gambaran dan metodologi yang harus diikuti. Tanpa metodologi yang sesuai, seorang analis atau disainer yang kurang berpengalaman akan menemui kesulitan dalam menentukan yang lebih rumit dapat dipecahkan, dan sistem penyelesaian (resulting system) mudah perawatannya, fleksibel, lebih memuaskan pemakai, dapat didokumentasikan dengan lebih baik, sesuai dengan waktu dan anggaran yang ada”. Duran dan McCready menyatakan bahwa keuntungan utama pada pendekatan terstruktur adalah produktifitas tinggi, sistem kualitas yang lebih baik (bebas dari kesalahan), perawatan sistem penyelesaian yang lebih mudah, serta kemampuan yang lebih besar untu.k menarik dan mempertahankan kualitas manusia.
Menurut Nauman dkk., kita dapat mengatakan bahwa untuk menentukan, menetapkan dan memenuhi tuntutan informasi organisasi secara tepat dan lengkap, adalah merupakan tugas sistem informasi organisasi. Unsur paling penting pada sistem tersebut adalah manusia: manajer, pemakai persone pengembangan sistem, serta personel pengoperasian. Akan tetapi untuk mendapatkan set persyaratan informasi yang benar dan lengkap adalah merupakan suatu hal yang sukar. Davis memberikan tiga alasan sehubungan dengan kesukaran tersebut yaitu:
  1. Sebagai pemroses informasi dan penyelesai masalah manusia mempunyai keterbatasan.
  2. Adanya keanekaragaman dan kerumitan tuntutan informasi.
  3. Adanya pola interaksi yang rumit di antara pemakai dan analis dalam menentukan tuntutan.


BAB III PEMBAHASAN



3.1 Pendekatan Sistem Terstruktur

Dalam pemrograman yang terstruktur, pendekatan pembuatan program adalah dengan menganut konsep “top-down”. pada konsep ini, program dimulai dengan gambaran global, yang dinyatakan dengan nama-prosedur (sub-rutin) dan bukan isi detailnya. Selanjutnya prosedur sendiri bisa dipecah-pecah lagi menjadi prosedur yang lain. Konsep ini sangat memudahkan dalam pemodifian program. Bahasa pemrograman terstruktur adalah bahasa pemrograman yang mendukung pembuatan program sebagai kumpulan prosedur. Prosedur-prosedur ini dapat saling memanggil dan dipanggil dari manapun dalam program dan dapat menggunakan parameter yang berbeda-beda untuk setiap pemanggilan.Kontrol program terstruktur (Tiga tipe Bahasa pemrograman terstruktur):
  1. Terurut (sequence)
  2. Pilihan (selection/conditional)
  3. Pengulangan (repetition – loop)


3.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut.Kita dapat menggunakan DFD untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada, atau untuk menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru. Ada 3 (tiga) jenis DFD, yaitu ;
  • Context Diagram (CD)
  • DFD Fisik
  • DFD Logis


3.2.1 Context Diagram (CD)

Jenis pertama Context Diagram, adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. (CD menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar CD;
  • Terminologi sistem :
    • Batas Sistem adalah batas antara “daerah kepentingan sistem”.
    • Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau mempengaruhi sistem tersebut.
    • InterfaceSistem adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan linkungan sistem tersebut.
  • Menggunakan satu simbol proses,
  • Nama/keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi sistem tersebut,
  • Antara Entitas Eksternal/Terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung
  • Jika terdapat termintor yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( #  ).
  • Jika Terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh peran yang dipermainkan personil tersebut.
  • Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.


3.2.2 DFD Fisik

Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukan entitas-entitas internal dan eksternal dari sistem tersebut, dan aliran-aliran data ke dalam dan keluar dari entitas-entitas tersebut. Entitas-entitas internal adalah personel, tempat (sebuah bagian), atau mesin (misalnya, sebuah komputer) dalam sistem tersebut yang mentransformasikan data. Maka DFD fisik tidak menunjukkan apa yang dilakukan, tetapi menunjukkan  dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sebuah sistem dilakukan. (Tidak Bahas).Perlu diperhatikan didalam memberikan keterangan di lingkaran-lingkaran (simbol proses) dan aliran-aliran data (simbol aliran data) dalam DFD fisik menggunakan label/keterangan dari kata benda untuk menunjukan bagaimana sistem mentransmisikan data antara lingkaran-lingkaran tersebut.


3.2.3 DFD Logis

Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan proses-proses dalam sistem tersebut dan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari proses-proses tersebut. Kita menggunakan DFD logis untuk membuat dokumentasi sebuah sistem informasi karena DFD logis dapat mewakili logika tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu menspesifikasi dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sistem tersebut dilakukan.Keuntungan dari DFD logis dibandingkan dengan DFD fisik adalah dapat memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi yang dilakukan sistem. Komponen-komponen DFD:
  1. Komponen Terminator / Entitas Luar
  2. Proses
  3. Komponen Data Flow / Alur Data
  4. Simpanan Data


3.3 Entity Relation Diagram

Diagram Hubungan Entitas atau entity relation diagram merupakan model data berupa notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang menggambarkan hubungan antara penyimpan. Model data sendiri merupakan sekumpulan cara, peralatan untuk mendeskripsikan data-data yang hubungannya satu sama lain, semantiknya, serta batasan konsistensi. Model data terdiri dari model hubungan entitas dan model relasional. Diagram hubungan entitas ditemukan oleh Peter Chen dalam buku Entity Relational Model-Toward a Unified of Data. Chen mencoba merumuskan dasar-dasar model dan setelah itu dikembangkan dan dimodifikai oleh Chen dan banyak pakar lainnya. Pada saat itu diagram hubungan entitas dibuat sebagai bagian dari perangkat lunak yang juga merupakan modifikasi khusus, karena tidak ada bentuk tunggal dan standar dari diagram hubungan entitas.
Diagram hubungan entitas digunakan untuk mengkonstruksikan model data konseptual, memodelkan struktur data dan hubungan antar data dan mengimplementasikan basis data secara logika maupun secara fisik dengan DBMS (Database Management system). Dengan diagram hubungan entitas ini kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan. Diagram hubungan entitas dapat membantu dalam menjawab persoalan tentang data yang diperlukan dan bagaimana data tersebut saling berhubungan.
Entitas adalah suatu objek yang dapat didefinisikan dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat. Sebagai contoh pelanggan, pegawai dll. Seandainya A adalah seorang pegawai maka A adalah isi dari pegawai, sedangkan jika B adalah seorang pelanggan maka B adalah isi dari pelanggan. Karena itu harus dibedakan entitas sebagai bentuk umum dari deskripsi tertentu dan isi entitas seperti A dan B dalam contoh di atas. Contoh lain dari entitas adalah:


  • Fisik Entitas
Entitas yang bersifat fisik. Contoh : pegawai, guru, dan karyawan.
  • Konsep Entitas
Entitas yang tidak bersifat konsep. Contoh: gaji,sekolah
  • Entitas Kuat
Entitas yang mempunyai atribut kunci. Entitas ini bersifat mandiri, keberadaanya tidak bergantung pada entitas lainnya. Percepatan entitas kuat selalu memiliki karakteristik yang unik disebutidentifier (sebuah atribut tunggal atau gabungan atribut-atribut yang secara unik dapat digunakan untuk membedakannya dari entitas kuat yang lain).
  • Entitas Lemah
Entitas yang tidak mempunyai atribut kunci. Entitas lemah diidentifikasikan dengan menghubungkan entitas tertentu dari tipe entitas yang lain ditambah atribut dari entitas lemah. Tipe entitas lain yang dipakai untuk mengidentifikasikan suatu entitas lemah disebut identifying owner dan relasi yang menghubungkan entitas lemah dengan owner disebut identifying relationship Contoh entitas pegawai


Entitas mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi mendekripsikan karakter dari entitas. Atribut adalah properti atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu entitas dimana properti atau karakteristik itu bermakna atau berarti bagi organisasi atau perusahaan, misalnya untuk pencatatan data pegawai di suatu instansi, entitas pegawai mungkin memiliki atribut-atribut nomor induk pegawai, nama, alamat, nomor telepon, gaji pokok dan lainnya. Setiap diagram hubungan entitas bisa terdapat lebih dari satu atribut. Atribut digambarkan dalam bentuk elips.Entitas memiliki himpunan atribut yang berasosiasi dengannya.
Atribut terdiri dari atribut sederhana atau atormis, atribut komposit, atribut berharga tunggal. atributnull-value, atribut kunci, atribut bernilai banyak dan atribut turunan. Masing-masing atribut memiliki ciri tersendiri. Atribut atormis tidak dapat dibagi-bagi menjadi atribut yang sederhana. Atribut komposit adalah atribut yang dapat dipecah menjadi atribut lain, misalnya atribut alamat dapat dipecah menjadi atribut jalan, kecamatan, kelurahan,kota serta kode pos. atribut komposit digunakan pada database untuk kemudahan menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu dalam database atribut berharga tunggal mempunyai satu harga untuk entitas tertentu, atribut null-valuetidak mempunyai nilai, atribut kunci merupakan atribut unik dari suatu entitas dan nilai dari atribut kunci akan berbeda untuk masing-masing entitas.atribut bernilai banyak adalah atribut yang entitasnya lebih dari satu, misalnya adalah atribut hobi. Atribut hobi ini bisa terdiri dari atribut berenang, atribut voli dan atribut berbelanja.atribut turunan merupakan atribut yang didapat dari atribut lainnya.Pada entitas pegawai terdapat atribu nomor induk yang biasanya terkandung nilai tahun masuk, misalnya NIP =5195025, berarti Pegawai yang bersangkutan masuk pada tahun 1995), maka jika kita tambahkan atribut Lama_Kerja pada entitas Pegawai, atribut Lama_Kerja dapat kita hitung dengan cara mengurangkan tahun dimana perhitungan dilakukan (katakanlah 2005) dengan tahun mahasiswa yang bersangkutan masuk ke Instansi (Hasilnya 10 tahun).
Relasi adalah hubungan antara suatu himpunan dengan himpunan entitas yang lainnya. Pada penggambaram diagram hubungan entitas, relasi adalah perekat yang menghubungkan suatu entitas dengan entitas lainnya. Relasi merupakan hubungan yang berarti antara suatu entitas dengan entitas lainnya. Frasa ini berimplikasi bahwa relasi mengijinkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hubungan suatu entits dengan lainya. Hubungan dibedakan antar bentuk hubungan antar entitas dengan isi. Misalnya kasus hubungan antara entitas pegawai dan entitas bagian adalah jam kerja, sedangkan isi hubungannya dapat berupa total jam kerja, gaji lembur. Relasi digambarkan dalam bentuk intan. Pada model data relasi hubungan antar data dihubungkan dengan kunci relasi. Tipe hubungan di antara beberapa buah tipe entitas adalah kumpulan dari relasi di antara entitas-entitas dari tipe entitas tersebut.
Relasi mempunyai karakteristik terdiri dari kumpulan tuple-tuple, urutan dari tuple-tuplemerepresenrasikan data pada tingkat abstrak logis dan urutam data dianggap penting.
Batas Keikutsertaan ( Participation onstrain).Batas keikutsertaan dari relasi terdiri dari total, parsial, satu ke satu, satu ke banyak atau banyak ke satu, dan banyak ke banyak. Batas total menunjukkan pada semua elemen, misalnya semua karyawan harus bekerja pada suatu departemen. Batas parsial menunjukkan pada suatu entitas tertentu hanya berhubungan dengan satu entitas yang lain. Batas satu ke satu menunjukkan pada atribut kunci pada derajat relasi dapat ditempatkan pada salah satu entitas. Batas satu ke banyak menunjukkan attribut kunci pada derajat relasi ini hanya dapat dimasukan sebagai atribut dari tipe entitas pada sisi N dan batas banyak ke banyak menunjukkan sejumlah entitas berhubungan dengan sejumlah entitas B. Atribut ini harus tetap di nyatakan sebagai atribut relasi dan tidak dapat digabungkan pada salah satu entitas yang tertib.
Model relasional adalah model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data. Setiap tabel memiliki sejumlah kolom, setiap kolom memiliki nama yang unik. Model relasional memiliki struktur record berformat tertentu dimana masing-masing isinya memiliki tipe-tipe yang berbeda (Misalnya tipe data untuk nomor induk pegawai adalah string, tentu berbeda dengan tipe data untuk nama [misalnya: string] yang panjangnya tidak ditentukan, bergantung pada komputer tempat aplikasi diimplementasikan.Kebutuhan tentang metodologi dalam perkembangan sistem infomasi juga dikemukakan oleh Brookes dkk. Mereka menyatakan bahwa "Meskipun tahap-tahap perkembangan sistem merupakan kerangka kerja yang berguna untuk mempertimbangkan
keseluruhan proses analisis dan disain sistem, mereka yang bertanggung jawab melaksanakan tugas tersebut memerlukan gambaran dan metodologi yang harus diikuti. Tanpa metodologi yang sesuai, seorang analis atau disainer yang kurang berpengalaman akan menemui kesulitan dalam menentukan yang lebih rumit dapat dipecahkan, dan sistem penyelesaian (resulting system) mudah perawatannya, fleksibel, lebih memuaskan pemakai, dapat didokumentasikan dengan lebih baik, sesuai dengan waktu dan anggaran yang ada. Duran dan McCready menyatakan bahwa keuntungan utama pada pendekatan terstruktur adalah produktifitas tinggi, sistem kualitas yang lebih baik (bebas dari kesalahan), perawatan sistem penyelesaian yang lebih mudah, serta kemampuan yang lebih besar untu.k menarik dan mempertahankan kualitas manusia. Terdapat 3 macam derajat dari relationship, yaitu :


  1. Unary Degree (derajat satu)
Bila satu entity mempunyai relasi terhadap dirinya sendiri. Digambarkan sebagai berikut :
  1. Binary degree (derajat dua)
Bila satu relasi menghubugkan dua entity, digambarkan sebagai berikut :


  1. Ternary degree (derajat tiga)
Bila satu entity menghubungkan lebih dari dua entity. Digambarkan sebagai berikut :

BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan

ERD (Entity Relationship Diagram) adalah pemodelan data utama yang membantu mengorganisasikan data dalam suatu proyek ke dalam entitas-entitas dan menentukan hubungan antar entitas. Entitas/Entity adalah suatu tempat atau objek untuk menyimpan data. Contoh: Entitas buku untuk menyimpan atribut mengenai buku (judul buku, kode buku, pengarang, dsb). Entity digambarkan dengan Persegi dalam ERD.
Relasi/Relationship adalah hubungan yang terjadi antara entitas atau lebih. Contoh: Entitas buku dan Entitas Pengarang memiliki hubungan "ditulis", yang artinya, pengarang menulis buku, dan buku ditulis pengarang. Selain itu, terdapat relasi "one to one", "one to many", dan "many to many" dalam entity. Relasi ini digambarkan dengan garis dalam ERD.
Atribut/Attribute adalah ciri umum semua entitas atau semua yang ada dalam entitas. Contoh: Entitas pengarang memiliki atribut nama, alamat, no telpon, dsb. Atribut digambarkan dengan lingkaran memanjang dalam ERD tapi jarang sekali dalam ERD atribut ikut digambarkan. Atribut juga sering disebut dengan field atau kolom dalam suatu ERD.
Jenis-jenis atribut, yaitu Key, Atribut Simple, Atribut Multivalue, Atribuy, Composite, Atribut Derivatif, terdapat 3 macam derajat dari relationship, yaitu :
  • Unary Degree (derajat satu),
  • Binary degree (derajat dua) dan
  • Ternary degree (derajat tiga


Data flow Diagram (DFD) adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari sistem. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telpon, surat, dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, harddisk, tape, diskette, dan lain sebagianya). DFD merupakan alat yang cukup populer sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.
Komponen-komponen DFD
  • Komponen Terminator / Entitas Luar
  • Proses
  • Komponen Data Flow / Alur Data
  • Simpanan Data




DAFTAR PUSTAKA