Jumat, 11 November 2011

Bagaimana Bersikap & Bersosialisasi


BAB I PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Lingkungan adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi sifat dan tinkah laku manusia. Banyak contoh dalam kehidupan masyarakat, dimana di lingkungan-lingkungan tertentu norma-norma dan etika tidak dijunjung kembali sebagai pedoman hidup. Bersikap semaunya dan tidak memiliki rasa malu sudah menjadi wabah masyarakat khususnya remaja pada masa ini, untuk itu masyrakatperlu mengetahui cara untuk bersikap dan bersosialisasi yang baik sesuai dengan lingkungan yang ditempati. Tentunya setiap lingkungan memiliki pola tersendiri dalam realisasinya di kehidupan nyata, pada makalah kali ini akan membahas tentang cara bersikap dan bersosialisasi di berbagai lingkungan, dengan tetap menjunjung etika dan norma norma sebagai pemdomannya.


    1. Perumusan Masalah

Menghilangnya etika dan norma-norma sebagai pedoman hidup untuk bersikap dan bersosialisasi di lingkungan bermasyarakat, serta menyesuaikan tindakan yang tepat pada lingkungan yang ditempati.


    1. Batasan Masalah

Makalah kali ini hanya membahas tentang cara bersikap dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat secara baik dan benar, dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkannya.


    1. Tujuan

Tujuan dari makalah ini agar kita semua dapat memahami cara besrsikap dan bergaul pada lingkungan yang ditempati secara baik dan benar, serta mengamalkannya dalam kehidupan nyata. Sehingga mewujudkan kehidupan masyarakat yang damai, tentram, aman dan produktif.

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Sikap dan Sosialisasi

Istilah sikap yang dalam bahasa Inggris disebut attitude pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjuk suatu status mental seseorang. Kemudian pada tahun 1888 Lange menggunakan konsep ini dalam suatu eksperimen laboratorium. Kemudian konsep sikap secara populer digunakan oleh para ahli sosiologi dan psikologi. Bagi para ahli psikologi, perhatian terhadap sikap berakar pada alasan perbedaan individual. Mengapa individu yang berbeda memperlihatkan tingkah laku yang berbeda di dalam situasi yang sebagian besar gejala ini diterangkan oleh adanya perbedaan sikap. Sedang bagi para ahli sosiologi sikap memiliki arti yang lebih besar untuk menerangkan perubahan sosial dan kebudayaan.
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.


2.2 Sikap Menurut para ahli

  • W.A. Gerungan
Pengertian Attitude itu dapat kita terjemahkan dengan sikap yang obyektif tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut di sertai sikap kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap obyektif tersebut. Jadi Attitude itu dapat di terjemahkan sebagai sikap dan kesediaan bereaksi tehadap suatu hal.
  • M Ngalim Purwanto
Sikap atau yang dalam bahasa inggris di sebut Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu, sikap adalah suatu perbuatan/tingkah laku sebagai reaksi respon terhadap suatu rangsangan stimulus yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan itu sendiri.
  • H.C Witherington
Sikap adalah kecenderungan untuk berfikir atau merasa dalam cara yang tertentu atau menurut saluran- saluran tertentu. Sikap adalah cara betingkah laku yang karakteristik yang tertuju terhadap orang-orang dan rombongan-rombongan.


2.3 Sosialisasi Menurut para ahli

  • Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
  • PeterBerger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
  • Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
  • Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.

BAB III PEMBAHASAN



3.1 Bersikap dan Bersosialisasi Yang Baik

Untuk menjalin hubungan yang baik maka kita perlu mengetahui  hal-hal yang penting dalam lingkup bersosialisasi dan melakukan tindakan yang tepat dalam bersikap. Besarnya pengaruh teman, keluarga, atau masyarakat dalam lingkungan, perlu diberikan timbal balik yang sesuai baik tindakan, pendapat dan argumen. Untuk itu, kita harus mengetahui setika pergaulan agar meningkatkan kemampuan kita dalam berhubungan dengan orang lain.

3.1.1 Cara Bersikap dan Bersosialisai Dalam Kehidupan Sehari-hari

Banyak hal sederhana yang bisa dilakukan dalam bersosialisasi di lingkungan sehari-hari, Berikut beberapa cara agar dapat menjalin hubungan yang baik dalam kehidupan sehari hari baik di lingkungan keluarga, pendidikan, ataupun di masyarakat luas.


  1. Penampilan Fisik
Penampilan fisik memang tak selalu menjadi jaminan bahwa seseorang akan disukai, tetapi umumnya orang yang bersih dan rapi banyak disukai. Bagaimanapun, kemasan penampilan fisik merupakan nilai estetis yang bisa mendukung kesan pertama seseorang di mata orang lain. Penampilan seseorang di identikan sebagai cerminan diri dan pribadi orang tersebut
  1. Berbicara Sopan
Berbicara sopan saat berkomunikasi dengan orang lain, sangatlah penting, ketika kita salah berbicara karena tidak memikirkan kata-kata yang tepat dengan perasaan dan logika, bisa saja kita menyakiti hati orang lain. Karena itulah kita harus berusaha menjaga kesopanan dalam bicara. Kesopanan bisa menimbulkan kesan pertama yang baik saat kita berkenalan dengan teman baru atau dengan lingkungan yang baru. termasuk guru, teman atau sahabat.
  1. Bersikap Tepat
Menunjukkan sikap yang ramah dan pribadi yang disiplin merupakan simbol rendah diri dari hati seseorang. Sangat penting untuk menjaga sikap dan mengendalikan emosi agar dapat dihargai oleh orang lain. Selain itu kita harus menunjukan pribadi disiplin, agar tetap menjaga wibawa kita sebagai manusia yang memiliki hak dan martabat. Disiplin tidak identik dengan kekerasan, disiplin berarti menjaga diri agar tidak keluar dari batasan haki, dan membantu agar tidak ada orang lain yang masuk dalam batasan haki yang kita miliki.
  1. Berbagi Dengan Sesama
Dengan berbagi maka kita menunjukan rasa peduli pada lingkungan di sekeliling kita dan menjaga perasaan orang lain dari rasa iri dan dengki.
  1. Menerima Dari Semesta
Dengan menerima kita menunjukan rasa menghargai pada Tuhan, lingkungan dan orang lain yang berada di sekeliling kita, menerima berarti membiarkan diri kita merasa bersyukur dengan apa yang kita miliki dan nikmati, baik apa yang diberikan oleh Tuhan, alam dan orang lain.
  1. Jadilah Diri Sendiri
Pentingnya menjadi diri sendiri dalam bersosialisasi sehingga kita dapat menunjukkan siapa diri kita. Bersikap tegas dan tidak mengorbankan diri untuk sekedar diakui lingkungan pergaulan, dan merupakan benteng bagi kita dalam menyikapi pengaruh lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.


3.1.2 Rambu Dalam Bersikap dan Bersosialisai

Ada aturan-aturan pokok dalam bersikap dan beresosialisasi yang harus kia patuhi semaksimal mungkin agar tidak bersinggungan dengan idealisme atau visi yang di yakini oleh orang orang di sekitar kita, agar senantiasa membina hubungan yang baik dengan orang lain. Berikut adalah rambu dalam bersikap dan bersosialisasi :


  1. Hindari Penghinaan
Janganlah pernah melakukan hal-hal yang bersifat merendahkan, ejekan, dan penghinaan dalam bentuk apapun terhadap orang lain, baik tentang kepribadiannya, postur tubuhnya, kemampuannya dan kaadaan sosialnya. Hal ini akan menyakiti hati seseorang dan menimbulkan dendam.
  1. Hindari Ikut Campur Urusan Pribadi
Hindari ikut campur urusan pribadi orang lain yang tidak ada manfaatnya bagi kita. Karena akan menimbulkan ketidaksuka-sukaan di salah satu pihak.
  1. Hindari Memotong Pembicaraan
Hindari memotong pembicaraan orang lain, karena orang lain ingin dihargai untuk mengemukakan pendapatnya.
  1. Hindari Membanding-bandingkan
Hindari membanding-bandingkan kelebihan atau kekurangan orang lain dengan sengaja, baik itu berupa jasa, kebaikan penampilan, perbuatan, harta dan sebagainya. Karena menyebabkan orange yg bersangkutan merasa dirinya terhina.
  1. Hindari Merusak Kebahagiaan
Bila seseorang tengah bergembira dan bahagia jangan sekali-kali kita melakukan tindakan yang merusak kebahagiaan atau kegembiraannya.
  1. Hindari Mengungkit Masa Lalu
Janganlah pernah mengungkit kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutup-tutupi. Biarkanlah orang lain bersemangat untuk mengisi lembaran baru dengan kebaikan demi kebaikan.
  1. Hindari Amarah
Kemarahan yang tak terkendali dapat menghasilkan pembicaraan dan perilaku yang keji, yang akan melukai perasaan orang lain. Hal ini tentunya dapat merusak hubungan baik di lingkungan manapun.
  1. Hindari Menertawakan Orang lain.
Sebagian besar sikap menertawakan muncul karena menyaksikan kekurangan orang lain. Ingatlah tertawa yang tidak pada tempatnya akan mengundang rasa sakit hati.


Berbagai macam rambu-rambu yang harus kita patuhi dan berbagai bentuk perilaku yang harus kita hindari agar hubungan kita dengan sesama bejalan baik. ubungan petemanan yang baik tentu akan sanggat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan pribadi kita.


BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan

Bersikap dan bersosialisasi yang baik harus dimulai dari diri sendiri, kesadaran diri akan pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan orang lain dan menjunjung tingi norma-norma dan etika harus selalu ditanamkan dalam diri kita masing-masing, guna terciptanya suasana yang damai, aman, tentram dan harmonis dalam kehidupan.


4.2 Saran

Untuk menanamkan cara bersikap dan bersosialisasi yang baik dalam masyarakat, peran penting keluarga sangat diperlukan. Keluarga berperan penting sebagai perisai yang menjaga hal-hal yang tidak baik dilakukan oleh sanak saudara yang bersangkutan, untuk itu pendidikan spiritual perlu ditanamkan dari usia dini dalam keluarga masing-masing, dan aturan-aturan perlu dibuat oleh pimpinan keluarga tersebut agar menjadi pembatasan-pembatasan yang menjauhkan sanak saudaranya dari perbuatan tercela.




DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar