BAB I PENDAHULUAN
Pada
Makalah sebelumnya kita telah membahas apa yang dimaksud dengan
sistem berorientasi objek dan sistem terstruktur, kedua metodelogi
ini digunakan dalam rekayasa perangkat lunak. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan, baik sistem terstruktur maupun sistem
orientasi objek keduanya masih sering digunakan sampai sekarang.
Kedua
metodelogi tersebut memiliki cara pemodelan yang berbeda, pemodelan
tersebut memudahkan pengguna untuk merancang sebuah sistem informasi
agar tidak terjadi kesalahan saat mengimplementasikannya. Pada
makalah kali ini penulis akan menjelaskan perbedaan antara sistem
berorientasi objek dengan sistem terstruktur.
Pemodelan
sistem dalam sistem berorientasi objek dan sistem terstruktur
memiliki bentuk pemodelan yang berbeda, tetapi keduanya mempunyai
fungsi dan tujuan yang sama.
Perbedaan
sistem berorientasi objek dengan sistem terstruktur, dipandang dari
segi pemodelan, alur kerja dan hasil akhir.
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami lebih
jelas tentang perbedaan antara Sistem Orientasi Objek dan Sistem
Terstruktur. Setelah kita dapat memahami perbedaan metodelogi
tersebut kita dapat lebih mengerti dan tahu metedologi yang mana yang
harus digunakan dalam rekayasa perangkat lunak di sesuaikan dengan
kondisinya
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Sistem Berorientasi Objek
Objek
adalah kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas
dan mempunyai nilai tertentu yang membedakan entitas tersebut.
Pengertian berorientasi objek berarti pengorganisasian perangkat
lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur,
data, dan perilaku. Sistem berorientasi objek adalah cara baru dalam
memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut
konsep sekitar dunia nyata.
Suatu
program disebut dengan pemrograman berbasis obyek (OOP) karena
terdapat karakteristik yang dimiliki sebuah objek yaitu:
- Encapsulation (pembungkusan)
Encapsulation
adalah mekanisme pemrograman yang membungkus kode dan data yang
dimanipulasi dan menjaganya supaya terhindar dari interferensi dan
penggunaan yang tidak perlu. Salah satu caranya dengan membentuk
objek.
- Inheritance(pewarisan)
Inheritance memungkinkan programer meletakkan member yang sama dalam satu class dan class-class lain dapat mewarisi member tersebut. Class yang mengandung member yang sama dari beberapa class lain dinamakan superclass atau parent class. Class yang mewarisi dinamakan subclass atau child class. Inheritance menghasilkan class hierarchy. - Polymorphism (polimorfisme –perbedaan bentuk)
Polymorphisme
artinya mempunyai banyak bentuk. Dua objek atau lebih dikatakan
sebagai polymorphic, bila objek-objek itu mempunyai antar muka yang
identik namun mempunyai perilaku-perilaku yang berbeda.
2.2 Pengertian Sistem Terstruktur
Pendekatan
terstruktur memerlukan prosedur dan pendataan yang baku dan jelas
atau paling tidak memerlukan metodologi yang akan dipakai dalam
mengembangkan sistem informasi. Struktur dapat menentukan perintah
(order) serta dapat meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap sistem
yang rumit. Oleh karena itu struktur merupakan inti utama pada disain
sistem informasi.
Duran
dan McCready menyatakan bahwa keuntungan utama dari pendekatan
terstruktur adalah produktifitas tinggi, sistem kualitas yang lebih
baik (bebas dari kesalahan), perawatan sistem penyelesaian yang lebih
mudah, serta kemampuan yang lebih besar untu.k menarik dan
mempertahankan kualitas manusia.
Dalam
pemrograman yang terstruktur, pendekatan pembuatan program adalah
dengan menganut konsep “top-down”. pada konsep ini, program
dimulai dengan gambaran global, yang dinyatakan dengan nama-prosedur
(sub-rutin) dan bukan isi detailnya. Selanjutnya prosedur sendiri
bisa dipecah-pecah lagi menjadi prosedur yang lain. Konsep ini sangat
memudahkan dalam pemodifian program. Bahasa pemrograman terstruktur
adalah bahasa pemrograman yang mendukung pembuatan program sebagai
kumpulan prosedur. Prosedur-prosedur ini dapat saling memanggil dan
dipanggil dari manapun dalam program dan dapat menggunakan parameter
yang berbeda-beda untuk setiap pemanggilan.Berikut bentuk yang
digunakan dalam sistem terstruktur.
- Sequential Structure
Struktur Berurutan adalah struktur program yang paling sederhana. Setiap baris program akan dikerjakan secara urut dari atas ke bawah maka hanya ada satu cara memulainya yaitu dari bagian atas, dan cara untuk keluarnya yaitu dari bagian bawah.
- Loop Structure
Struktur
perulangan akan melakukan proses berulang ulang selama selama Kondisi
bernilai True atau selama kondisi perulangan terpenuhi. Dan Kondisi
akan berhenti jika hanya keadaan berubah menjadi false atau kondisi
perulangan tidak terpenuhi. Struktur pengulangan terdiri dari : FOR
.. DO, While .. Do, REPEAT .. UNTIL
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Sistem Berorientasi Objek
- Maintenance; program lebih mudah dibaca dan dipahami, dan pemrograman berorientasi obyek mengontrol kerumitan program hanya dengan mengijinkan rincian yang dibutuhkan untuk programmer.
- Pengubahan program (berupa penambahan atau penghapusan fitur tertentu); perubahan yang dilakukan antara lain menyangkut penambahan dan penghapusan dalam suatu database program misalnya.
- Dapat digunakannya obyek-obyek sesering yang diinginkan, kita dapat menyimpan obyek-obyek yang yang dirancang dengan baik ke dalam sebuah tolkit rutin yang bermanfaat yang dapat disisipkan kedalam kode yang baru dengan sedikit perubahan atau tanpa perubahan pada kode tersebut.
3.2 Kelebihan Sistem Struktural
- Cocok untuk program sederhana, yang mengadalkan kecepatan dalam proses
- Sistem terstruktur tidak membutuhkan waktu lama dalam pengerjaan, karena analisis kebutuhan langsung diimplementasikan ke dalam bentuk program.
- Pembuatan sistem tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena sistem terstruktur tidak membutuhkan sumber daya yang lebih.
3.1 Perbedaan Sistem Berorientasi Objek Dan Sistem Terstruktur
Perbedaan
sistem orientasi objek dan sistem terstruktur, dilihat secara
universal dari cara kerjanya:
- Sistem Terstuktur bersifat struktural, di mana struktur data dan perilaku terpisah. Artinya, untuk mengelolanya dibutuhkan prosedur dan data yang disusun terpisah.
- Sistem orientasi objek bersifat modular, di mana sebuah konsep dipandang sebagai objek. Sistem ini mengorganisasi konsep/ masalah sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur data dan perilakunya.
Bisa
dikatakan pada pemrograman berorientasi objek, dapat dilakukan untuk
line lebih dari 100 atau bisa dikatakan rumit, maka digunakan
pemrograman berorientasi objek. pemrograman berorientasi objek
terdiri dari pengkelompokan kode dengan data yang mana setiap objek
berfungsi secara independen sehingga untuk setiap perubahan kode
tidak tergantung pada kode yang lainnya, atau lebih dikenal dengan
modular. Terdapat juga perbedaan secara spesifik antara Pemrograman
Berorientasi Objek dengan Pemrograman Terstruktur, yaitu pada kelas
dan objek. Pada Pemrograman Terstruktur tidak terdapat kelas dan
objek.
Berdasarkan
penjelasan diatas, sangat jelas sekali bahwa pemrograman tersktruktur
unggul dalam melakukan pemrograman sederhana karena lebih efisien dan
lebih murah dalam hal perawatannya tetapi permodelan ini lebih susah
untuk dipahami oleh orang – orang selain pembuat program itu
sendiri (contohnya ketika dlakukan tracing program).
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan
menggunakan sistem berorientasi objek maka dalam melakukan pemecahan
suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu
masalah tersebut dilihat dengan mengasumsikan objek-objek apa yang
dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sedangkan untuk
pemrograman terstruktur, menggunakan prosedur/tata cara yang teratur
untuk mengoperasikan data struktur.
Jadi,
sangat jelas sekali bahwa sistem berorientasi objek sangat cocok
sekali digunakan dalam kasus pembuatan software yang rumit dan
kompleks karena memberikan berbagai kemudahan seperti yang telah
disebutkan diatas. Sedangkan untuk membangun sebuah aplikasi
sederhana yang dibutuhkan dengan waktu sangat cepat maka sistem
terstruktur dapat menjadi pilihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar