BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu
sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Dalam ilmu
sosiologi, kita mempelajari sekelompok individu yang memiliki
hubungan, kepentingan bersama, dan memiliki budaya yang disebut
dengan masyarakat, dengan menelaah tentang prilaku sosial dengan
kelompok yang dibangun.
Dalam
hal ini ada kesinambungan antara ilmu sosial dasar dan sosiologi
dimana dalam ilmu sosial dasar kita mempelajari cara berprilaku dalam
lingkungan sosial dan pemecahan masalah dari gejala-gejala yang
timbul di lingkungan tersebut. Kita dapat melihat dalam sebuah
kelompok masyarakat, ada banyak prilaku sosial yang timbul, dan ada
pula gejala yang ditimbulkan, bagaimana masyarakat tersebut mengambil
sebuah tindakan dan memecahkan permasalahan dari prilaku sosial
tersebut, dapat dilihat dari eksistensi kelompok tersebut di mata
kelompok lainnya.
1.2 Perumusan Masalah
Pemecahan
masalah dari gejala sosial yang ditimbulkan oleh prilaku kelompok itu
sendiri, mempengaruhi eksistensi sebuah kelompok.
1.3 Batasan Masalah
Prilaku
sosial dalam sebuah kelompok, menyebabkan gejala sosial tersendiri
dalam kelompok tersebut, dan mempengaruhi eksistensinya di mata
kelompok lain.
1.4 Tujuan
Mempelajari
gejala yang timbul dari prilaku sebuah kelompok dan mempelajari cara
berprilaku dalam sebuah kelompok, agar dapat memecahkan gejala yang
timbul dari prilaku masyarakat tersebut.
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Sosiologi
Sosiologi
berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman
sedangkan Logos berarti
ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama
kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive"
karangan August
Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi
tentang sosiologi namun umumnya sosiologi
dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat
adalah sekelompok individu
yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki
budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat,
dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang
dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu,
sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari
hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh
orang lain atau umum.
Kelompok
tersebut mencakup keluarga,
suku
bangsa, negara,
dan berbagai organisasi
politik, ekonomi, sosial.
2.1.1 Pokok Bahasan Sosiologi
Pokok
bahasan sosiolgi ada empat:
Fakta
sosial sebagai cara bertindak, berpikir,
dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan
memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Contoh,
di sekolah
seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan
seragam, dan bersikap hormat kepada guru.
Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan
memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa
dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di
luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan
individu (murid).
Tindakan
sosial sebagai tindakan yang dilakukan
dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.
Contoh,
menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan
sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba
sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
Khayalan
sosiologis sebagai cara untuk memahami apa
yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia.
Menurut Wright
Mills, dengan khayalan sosiologi, kita
mampu memahami sejarah masyarakat,
riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk
melakukan khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan
isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman
terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar
jangkauan kehidupan pribadi individu.
Contoh,
jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka
pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya
bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota
tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang
ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya
menuntut kajian lebih luas lagi.
Realitas
sosial adalah penungkapan tabir menjadi
suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti
aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan
objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir
secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
2.1.2 Kegunaan Sosiologi
Kegunaan
Sosiologi dalam masyarakat,antara lain:
Sosiologi
berguna untuk memberikan data-data sosial yang diperlukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembangunan
Tanpa
penelitian dan penyelidikan sosiologis tidak akan diperoleh
perencanaan sosial yang efektif atau pemecahan masalah-masalah sosial
dengan baik
2.2 Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu
Sosial Dasar adalah pengetahuan yg menelaah masalah-masalah sosial,
khususnya masalah2 yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan
menggunakan Teori2 (fakta, konsep, teori) yg berasal dari berbagai
bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti
Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik,
Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) .
ISD
merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan
umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap
nilai), persepsi dan penalaran dalam menghadapi lingkungan sosial
dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan pada lingkungan sosialnya
menjadi lebih besar.
2.2.1 Tujuan Ilmu Sosial Dasar
ISD
membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian agar
memperoleh wawasan yg lebih luas, khususnya berkenaan dgn sikap dan
tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap
dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yg
bersangkutan secara timbal balik.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Sosial Dasar
Sosiologi
dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Dimana dalam sosiologi kita belajar untuk menelaah prilaku sebuah
kelompok, berdasar sebuah pemikiran ilmiah serta kontrol dari
masyrakat umum, atau kelompok yang lebih besar yang menaungi kelompok
kecil lainnya. Sedangakan Ilmu Sosial dasar sendiri mempelajari cara
berprilaku dalam sebuah lingkungan, dan bagaimana mengatasi
permasalahan yang timbul dari gejala sosial dalam lingkungan tersbut.
Kita
dapat mengasumsikan bahwa dalam sebuah lingkungan ada terdapat satu
bahkan lebih kelompok, dimana setiap kelompok memiliki prilaku masing
masing yang berberda, dapat diambil sebuah contoh, seperti masyarakat
medan, dimana terdapat marga-marga yang bervariasi, bahkan dalam satu
marga saja masih ada perbedaan kasta untuk marga-marga tertentu, yang
memiliki peraturan adat yang tidak serupa, dan budaya yang berbeda
pada setiap kasta, namun masih merupakan satumarga.
Pada
hakikatnya sikap yang diambil baik peraturan ataupun budaya dalam
sebuah kelompok, mempengaruhi eksistensi kelompok tersebut di mata
kelompok lainnya yang sifatnya lebih dominan. Seperti yang terjadi di
indonesia pada saat ini kita masih mengenah istilah darah biru di
beberapa lingkungan, yang berarti keturunan bangsawan. Adapula
perbedaan prilaku antara darah biru dan “bukan darah biru” masih
sampai saat ini menjunjung tinggi attitude kesopanan yang sangat
tinggi di lingkungan mereka, namun negatifnya dalam lingkungan
tersebut masih ada perbedaan taraf sosial, dalam memperlakukan orang
diluar kelompoknya dengan kurang adil, seperti masih adanya istilah
kacung atau budak, yang memang dilarang diperlakukan sama dengan
kelompok lainnya, dan itu adalah sebuah istiadat yang turun-temurun
yang masih dijaga oleh kelompok tersebut.
Saat
ini banyak kelompok-kelompok baru yang muncul tidak mengatasnamakan
ras, suku, atau budaya, tetapi lahir dari sebuah perkembangan zaman
yang semakin maju, yang disebut dengan kelompok modern yang biasa
disebut dengan masyarakat hedonic. Dalam lingkungan hedonic, prilaku
kelompok sangat bevariasi, bahkan ada dalam kelompok tersebut membuat
sebuah sub-sub kelompok lain yang dibuat berdasar visi atau pandangan
yang sama dalam beberapa bidang seperti hobby atau kegemaran,
pekerjaan, tokoh, dll.
Berbagai
gejala yang timbul dari kelompok-kelompok tersebut tidak semuanya
berpengaruh positif, diantaranya ada yang berpengaruh negatif, untuk
itu masih harus ada garis tepi yang membatasi, misalkan dalam sebuah
kelompok selalu disusun sebuah struktur organisasi yang jelas, bukan
untuk membedakan kedudukan seseorang dalam sebuah kelompok, tetapi
untuk menyeimbangkan eksistensi kelompok tersebut di mata kelompok
lainnya, dominasi sebuah kelompok sangat penting untuk menjaga
kelangsungan kelompok agar kelompok tersebut tetap ada.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pentingnya sebuah struktur
organisasi dalam sebuah kelompok agar dapat menyeimbangkan setiap hak
dan kewajiban dari anggota kelompok yang bersangkutan, agar tetap
menjaga eksistensi kelompok tersebut di mata kelompok lainnya, harus
disandingi dengan manejerial yang baik dari kelompok tersebut.
DAFTAR PUSTAKA